Dapatkan dana VGF untuk proyek PSN, sudah sulit sekarang. Karena sumber dananya kan dari Bank Dunia. Aturan bank dunia sangat jelas sekarang. Engga boleh lagi APBN intervensi proyek PSN terutama lewat skema PPP. Padahal VGF itu cara mudah mark up tanah untuk dapatkan rente dari APBN, demikian kata teman pengusaha. Saya senyum aja.

Ada lagi cerita teman yang bekerja sebagai staf pengawas dana bantuan international untuk program pertanian dan pembangunan manusia. Dana bantuan untuk program MSB itu cukup besar dari Asing. Tetapi keluarnya engga mudah.

Contoh program MSB, dana tidak ditransfer ke pemangku anggaran, tetapi kepada rakyat langsung yang terkait dengan program multiplier MSB. Dana bantuan kepada usaha peternakan agar swasembada daging dan telur. Itupun dengan skema bank compliance. Walau pemerintah punya program koperasi desa merah putih, tetap aja harus mengikuti prinsip bank compliance. Engga qualified ya engga cair tuh uang. Katanya.

Ada lagi teman cerita. Tadinya bantuan asing untuk program restruktur BUMN terutama yang terkait dengan PSO, mudah cair. Sekarang sejak BUMN dibawah Danantara. Semua jadi serba bisnis. Engga ada lagi skema bantuan lunak. Enga mudah lagi. Makanya kasihan aja nasip seperti Garuda, PT. KAI, PELNI dan lain lain. Mereka harus cari uang sendiri. Danantara hanya beri skema bukan uang.

Yang rumitnya, kata teman. Sekarang kejaksaan sedang investigasi korupsi  Dana Pensiun milik BUMN. Kan bukan rahasia umum kalau Dapen itu berinvestasi pada SBN. Sebagian besar SBN di restuktur jadi surat utang untuk bantu konglo goreng saham di bursa. Sementara saham yang jadi collateral busuk semua. Bahkan dead duck. Kebayang engga. Satu aja terbongkar kasus ini, itu akan jadi skandal meluas. Akan banyak konglo masuk bui dan elite terseret.

Saya senyum aja saat mereka cerita. Dari dulu saya udah ingatkan.. Tirulah pemeintah China. Mereka mendidik pengusaha nya berkelas dunia. Kalau mau kaya, duitnya dari luar negeri. Jangan bancakin uang dalam negeri. “ Jadilah pria palang pintu rumah gadang. Jangan jadi pria gadang sarawa. Bisanya hanya merengek ke amak, berlindung dibalik ketiak amak…demikian nasehat papa saya.